Thursday, September 14, 2006

 

AFTA! LALU BAGAIMANA?

Ketika AFTA sudah membuka pintu dengan segala tuntutan yang tidak bisa kita tolak lagi (baca Suara Solidaritas No23 Th VI, Januari 2003), akankah kita masih ingin hidup sendiri-sendiri, membuat kotak-kotak dalam bergaul, bersantai-santai menikmati pembiusan TV???? Hanya suatu kebodohan menuju kematian jika sikap demikian masih kita pertahankan!!

Dalam AFTA, masyarakat buruh adalah bagian terbesar yang akan langsung merasakan dampak dari keikutsertaan Indonesia dalam AFTA. Bagaikan rumput yang diterpa hujan badai, tanpa kekuatan akar yang menyatu maka akan sangat mudah bagi si rumput untuk dimusnahkan. Begitupun dengan kita.

Dalam era AFTA, kita akan mudah tersisih jika kita tidak mau membekali diri dengan aneka ketrampilan terutama Bahasa Internasional dan kemampuan komputer. Selain itu kita akan semakin terjajah ketika kita tidak mampu menggalang perekonomian yang mandiri, misalnya dengan koperasi yang memberi kemungkinan kita membuka lapangan kerja sendiri. Inilah suatu kenyataan yang sudah ada di depan mata!

Kalau kita masih disibukkan dengan urusan kesukuan, artinya kita sendiri menciptakan belenggu yang mematikan diri kita sendiri! Yesus mengajarkan persamaan dalam bergaul. Dia berani membongkar kotak-kotak yang membatasi pergaulan orang Yahudi dengan orang Samaria, dimana masyarakat Yahudi tidak mau bergaul dengan orang-orang Samaria (Yoh 4: 4-42). Kita lihat bahwa pembongkaran yang dilakukan Yesus membawa buah yang luar biasa yakni banyak dan semakin banyak orang Samaria menjadi percaya pada Yesus. Yesus bukan hanya mau menyapa, tetapi Dia mau tinggal bersama dan membuka diri bagi orang Samaria untuk menjadi pengikut-Nya.

Kita tidak bisa tinggal diam. Predikat kita sebagai buruh yang beriman Kristiani, menjadikan kita untuk berani membuat perubahan. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk perubahan. Namun perubahan akan terjadi jika kita mau memulainya dari diri kita sendiri. Yesuslah yang menjadi pedoman dalam hidup kita, dimana Ia selalu mengisi hidupNya dengan karya yang bermakna bagi kehidupan. (nurhayati)


Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?