Tuesday, September 05, 2006

 

Buruh Kontrak menghantui buruh

PT. Fortune Mate Tbk, perusahaan yang memproduksi alas kaki mulai menerapkan sistem kerja kontrak di pabriknya. Padahal semua buruh yang bekerja di Fortune adalah buruh yang berstatus tetap.

Sebenarnya apakah yang sedang terjadi di pabrik Fortune ?

Mulai bulan Februari – Maret 2004 ini, Fortune telah mem-PHK besar-besaran buruhnya secara bertahap. Alasan mereka mem-PHK buruhnya pun masih simpang siur. Ada yang bilang karena akan ganti kepemilikan, dan ada juga yang bilang karena pailit. Sehingga pihak perusahaan mengumumkan kepada buruhnya untuk segera mengundurkan diri, bila tidak tidak mengundurkan diri sampai dengan batas tanggal yang ditentukan maka tidak akan memperoleh pesangon.

Benarkah Fortune akan ganti kepemilikan atau pailit ?

Kompas, tanggal 20 Desember 2003 menyebutkan bahwa PT. Fortune Mate termasuk 11 perusahaan terbesar di Jawa Timur. Jadi secepat itukah perusahaan tersebut tiba-tiba menjadi pailit ?

Kawan-kawan, kalau kita mau jeli dan perhatian akan kehidupan kita sendiri sebagai buruh, apakah sebenarnya yang sedang terjadi ?

Pergantian kepemilikan atau alasan pailit, adalah bukan masalah yang sebenarnya. Masalah yang utama adalah bahwa PT. Fortune Mate sudah memulai aksi menghisap buruhnya dengan rencana penggantian status kerja buruh, dari tetap ke kontrak.

Mengapa PT. Fortune mengubah status kerja buruhnya ? Jelas, dengan sistem kontrak, pihak pengusaha akan memperoleh keuntungan lebih besar, karena sewaktu-waktu pengusaha bisa memberhentikan buruhnya tanpa memberikan pesangon. Selain itu, buruh yang bekerja dengan sistem kontrak tidak akan pernah merasakan kenaikan gaji, karena waktu kerjanya selalu dihitung 0 tahun. Dan kita sebagai buruh, akan mengalami tekanan kekhawatiran akan waktu kerja kita, apakah akan diperpanjang atau tidak. Akibatnya kita sebagai buruh akan melalukan apa saja asal kontrak diperpanjang. Manusiawikah itu ?

Katakan, Fortune benar-benar mengalami pailit, benarkan tindakannya untuk memaksa buruhnya

mengundurkan diri, dengan ancaman kalau tidak mengundurkan diri pada batas waktu yang ditentukan,maka buruh tidak berhak memperoleh pesangon? Adakah aturan yang mengatur hal tersebut? Jawabnya, TIDAK ADA ATURAN BAGI PERUSAHAAN UNTUK TIDAK MEMBERIKAN PESANGON BAGI BURUHNYA KARENA ALASAN PAILIT !

Kawan-kawan, PT. Fortune adalah salah satu contoh perusahaan besar dengan buruh tetap, tapi ingin merubah status kerja buruhnya dengan banyak cara dan kelicikan. Meskipun tidak semua kawan-kawan bekerja di PT. Fortune, apakah kawan-kawan akan diam saja dan bersikap masa bodoh pada kawan-kawan buruh yang bekerja di Fortune, karena menganggap itu bukan urusan kita ?

Benarkan sistem kerja kontrak yang mulai diterapkan di setiap perusahaan, tidak hanya di Jawa Timur, tapi di seluruh Indonesia, bukanlah masalah kita sebagai buruh ? Masihkah kawan-kawan, yang saat ini bekerja dengan status tetap diam saja dan menganggap ini bukan masalah kita ?

Dan baru menjadi masalah ketika kerja kontrak mulai melanda perusahaan tempat kita bekerja? karena cepat atau lambat penghisapan tenaga kita sebagai buruh melalui kerja kontrak akan diberlakukan. Atau jangan-jangan kawan-kawan merasa betah dan masa bodoh, ketika setiap keringat dan kesakitan yang kita alami, dibalas dengan penindasan. Dan mereka, penindas kita hidup mewah penuh kenikmatan di atas penderitaan buruhnya ? Apakah kawan-kawan menganggap itu sebagai kewajaran dan keadilan ?

Tidak ada kata tidak mungkin atau mustahil untuk menolak sistem kontrak, asalkan kawan-kawan mau bersatu, mengambil tindakan bersama dengan buruh-buruh lain untuk menentang sistem kontrak. Kemustahilan hanya akan terjadi bila kawan-kawan diam saja ketika dihisap dan ditindas atau bersikap masa bodoh.

Atau yang lebih menyakitkan bila kawan-kawan bersikap mencari untung sendiri. Asal aku masih bekerja dan bisa makan, aku tidak peduli dengan buruh lain. Benarkah sikap masa bodoh dan mencari untung sendiri itu yang diajarkan oleh Yesus dan Bapa ? Apakah Yesus yang rela mati disiksa dan dikhianati itu, melakukan untuk kepentingan diri sendiri ?

Mari kawan-kawan, kita satukan tekad dan perjuangan kita untuk menentukan hidup dan kebahagian kita sendiri. Jangan pernah mengharapkan “dewa-dewa penolong” untuk keluar dari kemiskinan kita, karena yang hanya bisa memecahkan setiap permasalahan kita sebagai buruh, adalah diri kita sendiri dengan bersatu. (Kobar KPK)

Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?